Skip to main content

Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.8 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh


Tujuan Pembelajaran Khusus

1. CGP Membuat Kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media

2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.


Salam dan Bahagia bapak Ibu guru hebat di seluruh Indonesia. Pada kesempatan ini saya akan menuliskan koneksi antar materi pada modul 3.1.a.8 tentang pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai sebagai pemimpin. Tulisan ini berupa rangkuman dan kesimpulan materi pembelajaran modul 3.1 dengan modul-modul sebelumnya, yaitu Filosofi Ki Hajar Dewantara, nilai-nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, budaya positif, pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional, dan coaching untuk supervisi akademik.

Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini? "Menurut saya, kaitan kutipan di atas dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari yaitu mengenai permasalahan dilema etika, dimana sebagai seorang guru kita sering kalimengalami dilema dalam pembelajaran, antara mengedepankan materi atau nilai dari sebuah materi melalui pendidikan karakter".

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita? "Nilai-nilai dalam suatu pengambilan keputusan yang saya pegang yaitu pengambilan keputusan harus dapat di pertanggung jawabkanserta berpihak kepada murid. Hal tersebut juga di harapkan dapat memberikan dampak positif untuk lingkungan sekolah yaitu terciptanya lingkungan yang aman, nyaman dan tentram. 

Bagaimana anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan? "Sebagai pemimpin pembelajaran maka kita harus dapat menuntun murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya, sehingga murid akan mendapatkan kebahagiaan melalui merdeka belajar. Pengambilan keputusan dalam pembelajaran harus mengutamakan kebutuhan murid, yang dapat dilaksanakan melalui pembelajaran berdiferensiasi".

Menurut anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat anda. "Pembelajaran pada modul ini memberikan pengetahuan bagaimana untuk mengambil keputusan yang berupa dilema etika atau bujukan moral, dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan Universal, tanggung jawab, dan berpihak pada murid. Kutipan tersebut merupakan dilema etika yang dapat diputuskan melalui 9 langkah pengambilan keputusan". 

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki Kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?. "Apabila seorang pemimpin dihadapkan pada sebuah kasus dilema etika, untuk pengambilan keputusannya setidaknya harus berpedoman pada Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka Pendidikan  yang dicetuskan oleh pejuang pendidikan Indonesia merupakan semboyan pendidikan yang tidak lekang oleh waktu dan tidak hilang tergilas zaman. Ketiga semboyan tersebut adalah “ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” yang artinya “Di depan menjadi teladan, di tengah memberikan motivasi, dan di belakang memberikan dorongan dan dukungan”. Sejalan dengan tujuan pendidikan menurut KHD yaitu, menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik ia sebagai manusia atau sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, tugas pendidik hanyalah menuntun, mengarahkan, memfasilitasi tumbuh kembangnya anak-anak sesuai dengan kodratnya dan membantu menggali segala potensi yang ada pada mereka agar dapat mengembangkan kompetensi yang dimilikinya dan menemukan jati dirinya. Sebagai pendidik, tidaklah berhak untuk menuntut anak-anak agar memiliki dan menguasai keterampilan tertentu yang tidak sesuai dengan kodrat mereka. Pendidik hanya berhak memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) agar yang belum baik menjadi baik atau yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan?. "Salah satu nilai kebajikan universal yang menjadi barometer dari nilai-nilai kebajikan yang lain yaitu Tanggung jawab. Sebuah keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan. Melalui sikap tanggung jawab dari dalam diri, sebuah keputusan yang kita ambil akan mencerminkan bagaimana prinsip diri kita berdasarkan ketiga prinsip pengambilan keputusan, sehingga akan mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem pendidikan". Seorang pendidik yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, tentunya harus memilki nilai-nilai yang dapat diteladani oleh anak didiknya. Pendidik, dalam hal ini guru merupakan orang yang digugu dan ditiru dalam setiap ucap dan langkahnya. Dalam kesehariannya pendidik selalu dihadapkan pada permasalahan yang beraneka ragam, baik itu yang berasal dari anak didik sendiri, orangtua murid, atau sesama rekan sejawat di tempat mengajar. Untuk itu, diperlukan keterampilan dalam pengambilan suatu keputusan yang bertanggungjawab dan bijaksana. Maka, dengan adanya nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam diri seorang pendidik, seperti tanggung jawab, disiplin, mandiri, kreatif, kolaboratif, kejujuran, reflektif, tentunya akan dapat membantu dalam membuat suatu keputusan yang berpihak pada murid. Terlebih lagi, jika para pendidik menguasai kemampuan coaching dengan model alur TIRTA yang dapat membantu membimbing anak-anak didiknya untuk mencari solusi dalam sebuah permasalahan. Dengan berbekal nilai-nilai kebajikan pada seorang pendidik, dipastikan dapat mengambil sebuah keputusan berdasarkan pada 3 prinsip, yaitu:

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based-Thinking)

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based-Thinking)

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based-Thinking)

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambilApakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? "Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya. " Salah satu tujuan kepada coaching yaitu menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki oleh seorang guru. Melalui proses coaching akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang artinya keoutusan-keputusan yang diambil berpihak pada murid. Melalui kegiatan Coaching , pengambilan keputusan akan lebih efektif karena keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang. Sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang akan mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem sekolah". 

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?. "Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalsangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya dilema etika. Guru yang memiliki keasadaran diriyang baik pasti menunjukkan integritas dan kejujuran dalam pengambilan keputusan. Memiliki kemampuan untuk mengelola emosi pikiran dan prilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan serta aspirasi. kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya dan konteks berbeda-beda. Kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologi diri sendiri, masyarakat dan kelompok. Pada akhirnya keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?. "Pada pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika, nilai-nilai yang dianut sebagai seorang pendidik yaitu kebenaran, keadilan kebebasan persatuan toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut maka sebuah keputusan yang diambil diharapkan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip berpusat pada peserta didik serta mendorong terwujudnya iklim pendidikan yang baik di sekolah".

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?. "Dengan menjalankan prinsip among Ki Hajar Dewantara dan pola pikir inkuiri apresiatif diharapkan mampu menjalankan peran-perannya menjadi pemimpin pembelajaran juga berarti menjadi pemimpin yang menaruh perhatian penuh pada komponen pembelajaran seperti pada kurikulum intra ekstra dan kokorikuler proses belajar mengajar refleksi dan asesmen yang otentik dan efektif, pengambilan guru, dan lain sebagainya. Guru berperan besar dalam membuat lingkungan yang aman, nyaman menyenangkan namun tetap menantang dan relevan untuk para muridnya. Mereka diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berorientasi pada kepentingan tumbuh kembangnya murid agar mampu berkembang sesuai dengan kodratnya". 

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?. "Tantangan-tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan diantaranya adalah adanya pemikiran dari tiap individu atau kelompok yang berseberangan. Dalam sebuah instansi pasti terdapat kelompok yang pro dan kontra terhadap sebuah sistem yang sedang dijalankan oleh pemangku kebijakan di sekolah titik seharusnya semua ekosistem yang ada di sekolah saling berkolaborasi untuk mewujudkan tujuan bersama dalam benturan antara kelompok sangat berkaitan dengan perubahan paradigma di lingkungan sekolah yaitu:

1. Individu melawan kelompok (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 

4. Jangkah pendek lawan jangka panjang (shirt term vs long term)"

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?. "Keputusan yang kita ambil berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid seperti keputusan bagaimana menyusun strategi pembelajaran yang dapat mengakomodir kebutuhan belajar siswa tentunya keputusan tersebut berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid. Membuat keputusan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid dapat kita awali dengan mengetahui kesiapan, minat, dan profil belajar murid. Jika kita sudah mengetahui ketika unsur tersebut selanjutnya kita dapat memutuskan strategi pembelajaran yang sesuai untuk mengakomodasi kebutuhan belajar setiap siswa, melalui strategi pembelajaran berdiferensiasi konten proses atau produk.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?. "Seorang pemimpin pembelajaran sudah seharusnya mengambil keputusan yang bijaksana pengambilan keputusan yang bijaksana memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal tanggung jawab dan keputusan tersebut haruslah berpihak pada murid agar kehidupan masa depan murid dapat terpenuhi dengan baik".

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?. "Berdasarkan keterkaitan dengan modul-modul sebelumnya dan pembelajaran yang ada pada modul 3.1 ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan kita haruslah mendasar pada tiga unsur yaitu nilai-nilai kebajikan universal bertanggung jawab, terhadap segala konsekuensi dan berpihak pada murid pengambilan keputusan Sebagai seorang pemimpin setidaknya harus berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap trilokanya berdasarkan nilai dan guru penggerak yang dimiliki berpedoman pada pembelajaran berferensiasi serta sosial emosional serta memiliki keterampilan coaching yang baik dalam menjalankan langkah-langkah pengambil keputusan. Adapun keterkaitan materi yang ada pada modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kepemimpinan dengan modul-modul lainnya, sangat berkaitan dan saling  berkesinambungan, tak terpisahkan. Karena tujuan sebuah pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, maka pendidik sebagai penuntun hendaklah memilki nilai-nilai dan peran yang dapat memfasilitasi kebutuhan belajar anak yang beragam dan membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam proses pembelajrannya. Seorang pendidik harus dapat mengelola kemampuan sosial emosionalnya agar dapat mengambil sebuah keputusan dalam keadaan kesadaran penuh (mindfulness), sehingga keputusan yang dibuatnya berdampak pada terciptanya lingkungan yang kondusif, aman, dan nyaman."

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?. "Pemahaman saya terhadap materi tentang konsep-konsep yang telah dipelajari di modul ini yaitu penerapan 4 paradigma pengambilan keputusan 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambil keputusan sebagai langkah awal untuk menentukan apakah masalah tersebut merupakan dilema etika atau bujukan moral. Sebuah kasus dikatakan dilema etika apabila (benar lawan benar). Hal-hal di luar dugaan saya, apabila sebuah kasus sudah dipahami sebagai pelanggaran hukum, maka langkah-langkah pengambilan keputusan tidaklah perlu dilanjutkan karena sudah melewati uji legal (hukum) yang menyatakan kasus tersebut adalah benar lawan salah (bujukan moral)".

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?. ""Pernah. saat itu dilema etika yang saya alami berdasarkan paradigma individu lawan kelompok (individual vs community). Saat itu saya hanya mengandalkan keputusan hasil akhir yang sekiranya tidak merugikan kedua belah pihak setelah saya mempelajari modul ini, ternyata sebuah kasus dilema etika perlu diselesaikan dengan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan, agar apa yang diputuskan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik".

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?. "Setelah mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan kita sebagai seorang guru tidak serta merta atas otoritas atau pandangan bahwa kita dapat mengontrol siswa secara penuh titik tetapi, keputusan yang kita ambil harus berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, tanggung jawab dan berpihak pada murid. Keputusan yang diambil dapat melalui langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan".

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?. "Sangat penting mempelajari modul ini sebagai seorang pemimpin, di mana sebuah keputusan yang diambil harus berdasarkan beberapa pertimbangan sehingga keputusan yang ada dapat dipertanggungjawabkan dan tidak salah langkah atau bahkan merugikan salah satu pihak, yang justru akan menimbulkan kekacauan dengan mempelajari modul ini, diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah langkah paling bijaksana dan yang terbaik diantara yang terbaik".


Leni Marlina, S.Pd.,M.Pd

Calon Guru Penggerak Angkatan 5

Kota Tangerang -

Terima kasih 

Guru Maju Indonesia Maju


Comments